Dr. Zakir Naik dan Kaum Liberal yang 'Kepanasan'
Kedatangan pakar perbandingan agama asal India, Dr. Zakir
Naik ke Indonesia menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Tak hanya umat Islam.
Non-muslim juga turut meramaikan safari dakwah perdana ini. Sejak foto Dr.
Zakir Naik di bandara beredar, jagat media sosial ramai. Berbagai ucapan
‘selamat datang’ berseliweran. Tiket gratis mendengarkan ceramahnya pun laris
manis diserbu pelajar, ahli agama, bahkan warga biasa.
Saat melakukan safari dakwah pertamanya di Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dr. Zakir Naik telah mengislamkan empat
orang. Empat orang tersebut adalah Danalia Permata Sari (26 tahun) beragama
Buddha, Novita Luciana (25) beragama Katolik, Kevin beragama Katolik, dan Deni
Saputra seorang ateis.
Namun, dengan kedatangan Dr. Zakir Naik, ada pula
pihak-pihak yang ‘kepanasan’. Sejak awal mereka tak setuju dengan kedatangan
Dr. Zakir Naik. Ya, merekalah kaum liberal. Mereka ramai-ramai mengkampanyekan
untuk menolak kedatangan Dr. Zakir Naik. Ada pula dari mereka melontarkan
cacian ‘Belajar islam pada Zakir Naik ibarat belajar Hadis, sanadnya terputus’.
“Belajar Islam dari Zakir Naik itu, ibarat belajar ilmu
hadis, tapi sanadnya terputus. Belajar Islam itu di pesantren, pada kiai yg
shahih,” cuit salah satu orang liberal, Zuhairi Misrawi dalam akun twitter
pribadinya @zuhairimisrawi.
Dedengkot liberal lain, Ade Armando menuding bahwa orang
yang diislamkan Zakir Naik dibayar 10 juta. Untuk memperkuat tuduhannya, ia
menyertakan link berita India TV. Di akun facebook miliknya, ia menyebutkan
Yayasan yang dipimpin Dr. Zakir Naik diduga membayar sekitar Rp 10 juta (50
ribu rupee) pada setiap orang yang masuk Islam saat mendengar ceramah Dr. Zakir
Naik.
Tapi, sejauh ini
belum ada satupun ‘komandan’ liberal di
Indonesia yang berdialog dengan Dr.
Zakir Naik di safari dakwahnya. Hanya ‘koar-koar’ di sosmed. Apa yang dilakukan Dr. Zakir Naik selama ini bisa terbilang
perbuatan mulia. Ia memberikan jalan yang benar kepada orang-orang ‘tersesat’. Menjelaskan
bahwa Islam bukan agama kekerasan. Tapi agama yang menebar kedamaian bagi dunia
dan penghuninya. Tapi orang liberal, apa yang sudah mereka lakukan? Alih-alih
menunjukkan ke jalan yang benar, malah menyebut semua agama sama.
Sinisnya orang liberal dengan kedatangan Dr. Zakir Naik
hanya contoh kecil dari kebencian mereka terhadap tersebarnya Islam. Maka,
sebisa mungkin kita menghindarkan orang di sekitar kita dari pemahaman yang
nyelweng ini. Mereka memang ‘berbaju’ Islam. Tapi akhlaq mereka bertentangan dengan
Islam. Mereka juga inkonsisten. Acap kali mereka bersuara ‘Nabi dulu
mengislamkan orang kafir, bukan mengkafirkan orang Islam’. Tapi ketika ada da’i
yang ingin mengislamkan orang, mereka cerca.
Langkah-langkah yang bisa diambil bagi kita untuk menghindari
paham ini adalah memilih ahli agama yang benar. Dengan memilih guru dan panutan
yang sesuai Al-Quran dan sunnah, insyaallah kita dan orang sekitar kita selamat
dari pemikiran ini. Selain itu, pehaman Islam kita juga perlu untuk diperdalam.
Sebab, jerat-jerat mereka sangat lembut. Dengan embel-embel Islam moderat,
Islam toleran, mereka mengajak orang Islam untuk membenci syariat Islam. Dan
lebih membuntut pada orang kafir.
Penulis: Taufiq Ishaq

Comments
Post a Comment